Jumat, 29 Oktober 2010

sedih melanda

Getar-getar jiwa tak jelas sekarang sedang menerkamku. Pandanganku gelap. Ntah jalan mana yang sedang ku tapaki. Ku bimbang di pertengahan. Yang saat ini bisa ku lakukan hanya mengeluarkan tetes demi tetes air mata ini. Ingin saat ini juga ku lepas hati ini. Ku lepas resah ini. Agar tak ada lagi kepedihan di jiwaku. Ku ingini hari yang tenang dengan penuh senyum. Namun, itu bukan hal yang saat ini bisa ku lakukan. Ku terlalu lemah dengan semua itu. Lidahku kelu tuk mengucap, mataku basah dengan tangisan, n diriku hilang ditelan kepedihan. Dunia memang kejam , kawan. Tak pernah satupun manusia luput dari kesedihan. Tak ada manusia yang sempurna. Tapi apa itu salah dunia ? Ternyata bukan. Itu salah manusia. itu salahku. Mengapa saat ini aku harus memilih untuk bersedih, sedangkan pilihan kebahagiaan ada di sampingnya ? Ini salahku. mengapa di saat senyum berusaha terukir di bibir ku tapi ku ganti dengan kerutan dahi ? Ini salahku. mengapa aku harus memilih air mata saat air bersih siap membersihkan wajahku ? Ahhhhh.. ku mulai lelah dengan semua ini. Mengapa harus air mata ? mengapa harus kesalahan ? mengapa harus kesedihan ? Mengapa ? Mengapa ?
Itu semua karena egoku. Aku terlalu memanjakan hatiku oleh kesuraman. Ku belai ia dengan keegoisan. Ku nyanyikan ia dengan kesepian. n ku temani ia dengan kesedihan. Apa "kesedihan" ini menyelesaikan masalahku. Tidak ! Ini malah membuat semakin rumit. Kesedihan pergilah. Ku tak ingin lagi kau datang di hadapanku. Kini saatnya ku sambut hari baru dengan senyum merekah di bibirku n kedamaian jiwaku. Terima kasih kesedihan, engkau telah mengajarkan ku tuk menjadi lebih dewasa. Sekarang tak ingin lagi membelaimu. Ku harus memelihara kebahagiaan ini. Karena kebahagiaan adalah pilihan, bukan keadaan !

0 komentar:

Posting Komentar