Kamis, 17 Maret 2011

Ranah 3 Warna

Judul buku : Ranah 3 Warna
Pengarang : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 473 halaman

Novel fiksi yang diangkat dari kisah nyata 'Ranah 3 Warna' ini merupakan novel kedua dari penulis berbakat Ahmad Fuadi setelah novel pertamanya yang berjudul 'Negeri 5 Menara'. Seperti novel pertamanya, novel kedua A.Fuadi ini juga meledak dipasaran dan menjadi best seller. Novel ini menceritakan perjalanan Alif sebagai tokoh utama untuk menggapai cita-citanya. Dimana begitu banyak tikungan yang harus dihadapi Alif setelah lulus dari Pondok Madani untuk terus mencapai cita-citanya menginjakkan kaki di benua Amerika. Seperti 'Negeri 5 Menara', novel ini juga sangat inspiratif dan sangat memotivasi, bahkan lebih karena di novel ini tergambar jelas bagaimana yang awalnya dirasa tidak mungkin menjadi sesuatu yang mungkin.

Dalam novel ini ada dua 'mantra' yang menjadi tongkat hidup Alif si tokoh utama. Dua 'mantra' itu juga yang bisa mengingatkan pembaca agar menjadikannya sebagai penyangga hidup mereka disamping berdoa pada Allah swt. Mantra itu adalah man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses) dan man shabara zhafira (siapa yang bersabar akan beruntung). Benar-benar perpaduan yang indah. Bila kita hayati memang itulah yang kita perlukan dalam hidup di dunia fana ini. Dan kita tidak bisa hanya mengandalkan salah satunya, seperti halnya kata-kata dalam novel Ranah 3Warna ini "Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak berdampingan tetapi ada jarak. Jaraknya bisa satu centimeter atau ribuan kilometer. Di jarak inilah kesabaran berada, 'man shabara zhafira'."

Selain tokoh Alif, ada satu tokoh yang juga menjadi inspirator di novel ini, yaitu Rusdi.Rusdi mengajarkan betapa pentingnya nasionalisme. Betapa bangganya kita sebagai bangsa Indonesia, meski banyak kekurangan di negeri kita ini tapi tak sedikit juga kelebihan Tanah Air tercinta kita ini. Dengan usul Rusdi, maka berkibarlah Sang saka Merah Putih di Kanada pada Hari Pahlawan di hadapan orang-orang bule Kanada. Hal itu menambah kecintaan dan kebanggaan kita sebagai anak bangsa, tinggal bagaimana kita berusaha bersatu untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik di mata nasional dan internasional.

Perjalanan Alif yang sangat menggiurkan terutama ketika berada di Kanada berhasil memompa semangat pembaca untuk tidak takut bermimpi tinggi karena Insya Allah akan ada jalan untuk semua mimpi. Asalkan mau berusaha, bersabar, dan bedoa. Kenapa harus gentar menghadapi hidup ? Kenapa harus takut melangkah ? Kenapa harus loyo sebelum berjuang ? Kenapa takut bermimpi ? Padahal Allah selalu didekat umat-Nya bahkan lebih dekat dari urat nadi manusia. Novel ini sungguh menumbuhkan semangat berjuang yang baru dalam hidup dan menggapai impian.

Bermimpilah setinggi mungkin, dan raihlah mimpi itu!

Semoga seluruh anak Indonesia bisa berjuang seperti tokoh Alif dan dapat bersama membangun bangsa. \(*O*)/

0 komentar:

Posting Komentar